Thursday, May 21, 2009

About Smkn8 Malang


SMKN 8 Malang adalah sekolah menengah kejuruan berstatus negeri, berdiri sejak tahun 2005. Pada awalnya sebagai SMK Kecil bergabung dengan SMP 16 dan menyelenggarakan pendidikan di gedung milik VEDC Malang. Karena pada tahun pertama berada dilingkungan/ didalam VEDC maka budaya belajar dan bekerjanya terpengaruh VEDC mulai dari waktu belajar, jam bekerja guru/karyawan bahkan pola kegiatan belajar dikelas sehingga menjadi berbeda dengan sekolah lain di Kota Malang.


Diusia yang masih muda SMK N 8 Malang sudah bertekad untuk menjadi Sekolah Model, bermutu unggul, bersertifikasi internasional berdasarkan imtaq dan Iptek serta berwawasan lingkungan yang tertulis sebagai visi Sekolah.



Model artinya memiliki ciri atau gaya sendiri diatas standar sekolah lainya.

Unggul artinya memiliki prestasi akademik dan non akademik serta keterserapannya bagus.

Bersertifikasi internasional artinya secara lembaga, system manajemennya diakui internasional dan secara individu siswanya wajib meraih sertifikat internasional.

Berdasarkan Imtaq dan iptek artinya SMKN8 Malang mencetak generasi yang mampu menguasi teknologi terkini serta melaksanakan nilai-nilai keagamaan atau soft skill yang baik (disiplin, jujur, tanggungjawab,dll).

Berwawasan lingkungan artinya siswa memiliki kepedulian terhadap 5K dan keselamatan lingkungan sekitarnya)



Sebagai wujud untuk merealisasikan visi, SMK Negeri 8 malang menetapkan target atau sasaran mutu yang harus dicapai yaitu;

v Lulus 100 % dengan nilai Ujian Akhir Nasional minimal 8,00

v Lulus 100 % dengan nilai Ujian Akhir Sekolah minimal 8,00

v Lulus 100 % dengan nilai Ujian Produktif minimal 8,00

v Terealisasinya 2 institusi pasangan yang sanggup melaksanakan program diklat produktif secara bersama

v 90 % tamatan memiliki sertifikat internasional (CISCO, MICROSOFT dan FESTO).

v 100 % tamatan memiliki sertifikat TOEFL>=450 dan TOEIC >=550.

v 80 % tamatan memiliki sertifikat keunggulan sesuai bidang keahlian masing-masing dari Institusi pasangan (JENI, KKPI, KWU dll )

v 90 % tamatan terserap di lapangan kerja sesuai dengan bidang keahliannya dan atau dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri

v Implementasi Manajemen ISO 9001:2000



Bermodalkan semangat kebersamaan dari semua pihak, pada tahun ketiga SMKN 8 telah mendapatkan akreditasi dari sistem manajemen mutu internasional yaitu ISO 9001:2000. Sebuah prestasi yang membanggakan dan perlu mendapatkan aprasiasi positif bagi sekolah yang berusia muda dan ini menunjukan kesungguhan sekolah untuk menjadi lembaga yang profesional. Sistem ini dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari jajaran pimpinan sekolah bahkan sampai sistem pelaporan para siswa. Sertifikasi ISO 9001: 2000 ini merupakan bagian dari langkah-langkah sistemik yang dilakukan sekolah untuk menggapai visi diatas, semata mata untuk kepentingan pelanggan “siswa”.

Dengan pengakuan SMM ISO 9001: 2000 memperoleh manfaat yaitu

Adanya konsistensi dalam pelaksanaan/aktifitas di organisasi dengan kemampuan telusur dan pemastian mutu.

Adanya aspek pengendalian dan pencegahan, karena sistem :

1. Menetapkan secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personal kunci.
2. Mendokumentasikan prosedur.
3. Adanya sistem kontrol yang tersistem dengan internal audit dan ekternal audit manajemen.



Sistem manajemen ISO tersebut mendukung kinerja pelaksana pendidikan baik pimpinan, staf, guru dan karyawan yang hampir 100% telah mengantongi ijazah sarjana (S-1) dan bahkan sebagian sudah master (S-2). Ini masih didukung dengan adanya pelatihan dan pengembangan kualitas di VEDC dan lembaga pendidikan atau pelatihan lainnya.

Read More......
Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Buetech

Wednesday, May 20, 2009

Sholat Dhuha

“Shalat dhuha itu sing ikhlas. Jangan karena pengen kaya, jangan karena pengen pintu rizki dibuka. Jangan karena pengen banyak duit,” begitu kita dengar dari orang-orang yang kepengen memurnikan ibadah agar semata ikhlas karena Allah.

Di dalam buku The Miracle of Giving yang saya tulis, saya menyebut tidak mengapa kita melakukan ibadah dan mengejar apa yang Allah janjikan. Ketika yang lain menamakan pamrih dan atau tidak ikhlas, saya menyebutnya: Iman. Percaya. Karena saya percaya sama apa yang diseru Allah dan Rasul-Nya, lah ya saya kerjakan. Ketika Allah dan Rasul-Nya menyuruh dhuha agar rizki terbuka, dan atau menjanjikan keutamaan dhuha bisa begini dan begitu, ya saya sambut. Saya kerjakan. Sepenuh hati. Ini juga namanya Ikhlas. Bahasa entengnya: Nurut. Tunduk. Kita percaya sama Allah. Masa janji yang dijanjikan oleh Yang Maha Benar kita sia-siakan? Iya ga? Sambut, percaya, yakini, dan jalankan. Manteb.


Apa lagi yang utama selain begini? Ketika yang lain shalat dhuha kosongan (tak berharap apa-apa), saya mah mengerjakan dengan “isi”. Maksudnya, dengan doa. Doa itu permintaan dan harapan. Ga usah pake dhuha, doa mah ga dhuha juga ga apa-apa. Apalagi kalau mau mbarengi dengan dhuha sebagai amal saleh pengiring doa. yang lain yang tidak meminta sama Allah, akan pulang dengan membawa pahala dhuhanya saja. Sedang saya dan jutaan orang yang meminta kepada Allah dengan mendahului dhuha, akan pulang dg membawa pahala dhuha, keyakinan, dan pahala doa.

Doa juga ada pahalanya loh. Meminta itu kan, doa. Mukhlishiena lahud dien, ikhlas, nurut, manut, percaya, sama apa yang Allah gariskan. Ikhlas dalam bahasa Indonesia, jangan samain dengan Ikhlas dalam bahasa Arab. Dalam bahasa arab, apalagi bahasa agama, kata-kata ikhlas panjang artinya. Bukan kosongan model pengertian ikhlas dalam bahasa Indonesia. Kalau dalam bahasa Indonesia kan kesannya jadi kayak kagak boleh minta apa-apa. Ini kan gila. Masa sama Allah jadi ga boleh minta? Sedang kita malah disuruh minta sebagai sarana ibadah juga sama DIA. Siapa yang minta sama Allah, tandanya perlu. Semakin banyak mintanya, semakin bagus.

Saya mah ga mau denger omongan orang yang ngomong begini: “Jangan minta terus sama Allah. Malu”. Maksudnya sih pasti bagus. Tapi saya benar-benar ga mau pake kalimat itu. Saya lebih suka make: Minta terus sama Allah. Sering-sering. Tapi jangan lupa amal salehnya, ibadahnya, tauhidnya. Diperbaiki. Adalagi yang mengatakan, sesiapa yang dhuha karena masalah, karena pengen rizki, maka ketika sudah dibuka rizki, setelah masalahnya selesai, akan selesai juga dhuhanya. Lah, dua tesis dijadikan jadi satu prasa. Ini membingungkan. Sedang Allah sendiri yang bilang, bahwa dhuha itu benar-benar pintu rizki dan jalan kalau masalah mau ditolong Allah. Lalu kita datang menyambut, maka turunlah rizki dan selesailah masalah. Apa ini salah? Kalau kemudian orang tersebut behenti dhuhanya, ya jangan salahin “sistem” nya. Jangan salahin keyakinan yang pertama. Salahin dia dong. Kenapa dia ga bersyukur. Mestinya kan kalau sdh dibukakan rizki, dibukakan jalan, ya istiqamahin dong. Ditetepin dong. Dhuhanya. Jangan malah berhenti.
Nih ya, apalagi kalau kemudian orang yang menjalankan dhuha itu kemudian jatuh blangsat sebab ga mengerjakan lagi dhuha, wuah, omongannya akan bertambah: Situ sih, mengerjakan dhuha bukan karena Allah! Bagi saya, kejatuhannya, bukan sabab niatan yang salah. Bukan. Tapi lebih dikarenakan dia ga bersyukur. Wong mestinya tambah ingat, ini koq jadi lupa. Ya terang saja dihabisin lagi sama Allah, dan dibalikin lagi ke posisi semula. Atau malah lebih hina. Waba’du, kita terusin lagi nanti ya. Met dhuha. Kejar terus ketertinggalan kita dalam ibadah dhuha. Apa yang saya jelaskan, berlaku juga untuk penjelasan tahajjud, sedekah, mahabbah sama orang tua, dan ibadah-ibadah lainnya. Mari kita percayai janji Allah. Itu malah jadi salah satu keutamaan tambahan.

Read More......
Copy-Paste kode di bawah ini jika Anda ingin mempublikasikannya ulang untuk keperluan non-komersil. DILARANG memodifikasi separuh atau seluruh bagian dari kode tersebut.

*Widget By Buetech



Pesan Bijak Hari Ini :

Guest Book ! "Your Comment In Here !"

Followers

Your IP....

 

Copyright © 2009 by ..::WELEH - WELEH::..